volva indonesia

Antusiasme mahasiswa Biologi dan Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang berjumlah 50 orang  nampak jelas terlihat saat mengadakan praktik lapangan di Volva Indonesia dan rumah makan Jejamuran di Sleman Yogyakarta Minggu (16/4). Rombongan didampingi oleh Dosen Pembimbing Dr Lianah dan Sarah Febriyanti MSi.

Menurut Dr Lianah, bahwa tujuan praktik untuk menambah pengetahuan tentang beraneka macam jamur dan cara pembuatan bibit.

“Mulai dari jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terdiri dari warna putih, merah,coklat, abu-abu, jamur merang (Volvarela volvace) yang terdiri warna coklat dan putih, jamur kancing (Agaricus bisporus) putih, coklat dan Portabello, jamur Nameko (Philiota nameko),” kata Dr Lianah.
foto: suaramerdeka.com/dok

Dia menambahkan, bahwa masing-masing jamur memiliki khasiat untuk makanan, minuman, dan obat. Cara budidaya tergantung pada parameter lingkungan jamur tersebut. Contoh: jamur Nameko membutuhkan suhu kurang dari 20 derajat Celcius. Sehingga dalam ruang tersebut diberi AC dengan suhu 16 derajat Celcius.

“Karena jamur tersebut berasal dari kawasan subtropis (Eropa). Selain bisa dimakan (edible mushroom), jamur Nameko juga berkhasiat sebagai obat. Cara budidaya sebenarnya sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya besar. Karena media tanam berasal dari limbah pertanian (jerami dan serbuk gergaji),” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, Lianah mengharapkan mahasiswa mempunyai pengetahuan yang lebih tentang budi daya jamur dari yang dipraktikkan di kampus dan kelak dapat dimanfaatkan di masyarakat. Hal tersebut untuk mendukung pangan lokal yang bernilai gizi, murah dan mudah didapatkan.

Selain itu, kegiatan ini juga terkait erat dengan Bioenterpreneurship, dimana  mahasiswa diajarkan untuk berwirausaha dengan memanfaatkan ilmu biologi yang dimiliki, salah satunya dengan wirausaha budidaya jamur seperti yang ada di Jejamuran Yogyakarta

“Selain itu mahasiswa diajak ke rumah makan Jejamuran untuk membuktikan dan merasakan olahan dari aneka jejamuran. Contoh menu yang paling favorit adalah untuk makanan King Oyster lada hitam. Sedangkan untuk minuman yaitu Summer breeze yang dibuat dari jamur Inaoki (jamur tauge). Di sana juga dijual berbagai produk jamur dalam kemasan,” jelasnya.

Lianah mengatakan, jika dikaitkan dengan yang diajarkan di UIN Walisongo Semarang melalui Unity of Science, bahwa pembelajaran harus dikaitkan dengan dasar hukum agama.

“Sebagai contoh dalam hadist yang berkaitan dengan jamur, Hadist riwayat muslim dari Said bin Zaid menjelaskan bahwa: aku mendengar Rasulullah bersabda Kam’at (jenis jamur) adalah bagian dari dunia jamur. Airnya adalah obat penyakit mata,” paparnya.

Sementara CV Volva Indonesia didirikan oleh Ratidjo Harjo Suwarno pada tahun 1997. Sedangkan rumah makan Jejamuran didirikan pada taun 2006. Sebelum menjadi rumah makan yang sedemikian besarnya, diawali dari angkringan.

Karyawan di CV Volva Indonesia berjumlah 70 orang. Sedangkan Rumah Makan Jejamuran memiliki tenaga 200 orang. Dengan kata lain, berbisnis jamur dapat memberi lapangan pekerjaan dan menyejahterakan masyarakat sekitar dengan pemberian gaji di atas UMR Sleman. Oleh karena itu patut untuk dicontoh. Dengan ilmu yang tidak terlalu tinggi, namun dengan berani mencoba dan tidak takut dengan kegagalan, maka kesuksesan dalam membudidayakan jamur dapat dimanfaatkan sesuai dengan keberadaan lingkungan dan hasil lebih maksimal.

Rombongan diterima oleh Arif Nugroho perwakilan dari CV Volva Indonesia dan selanjutnya beliau memberikan penjelasan dari awal hingga akhir kunjungan. Di akhir kunjungan Dr Lianah menyampaikan apresiasinya terhadap pelayanan CV Volva Indonesia bagi rombongan.

“Kami puas terhadap pelayanan yang diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan menjadi ilmu yang bermanfaat,” tandasnya.(Setiawan Hendra Kelana/CN40/SM Network)